
A. Latar Belakang
Pemanfaatan
sumberdaya laut yang masih belum sempurna memaksa kita untuk berpikir agar
mampu menggarapnya dengan baik, efektif dan efesien. Nelayan-nelayan di Indonesia pada
umumnya masih menggunakan alat tangkap tradisional yang minimalis, contohnya:
alat pancing, perahu layar atau sampan dan lain sebagainya. Hal tersebut merupakan suatu
keterbatasan, jadi wajar saja jika mereka belum mampu berlayar ke Samudera atau
pun Laut lepas.
Kita tidak perlu menyalahkan dengan
alat apa mereka menangkap atau pun cara mengopersikannya. Di sini kita mesti
jeli dalam menggarap atau ketika akan melakukan operasi penangkapan. Kita harus
tahu dimana kita menangkap dan dimana ikan yang akan kita tangkap itu berada.
Tidak selamanya ikan akan tetap berdiam di suatu kawasan (fishing ground) dalam waktu dan kondisi yang sama. Ikan memiliki
tingkah laku dan kebiasaan yang bebeda-beda baik dari segi waktu dan kondisi di
sekitarnya.
Manusia
semakin maju dan berkembang. Manusia terus menggali potensi tersebut dengan
ilmu-ilmu baru yang bertujuan untuk memudahkan pemanfaat sumber daya laut
tersebut. Pemanfaatan sumberdaya ikan sidat hingga saat ini masih merupakan
usaha penangkapan dari perairan umum untuk memenuhi permintaan pasar yang cukup
tinggi. Ketersediaan ikan ini di pasaran baik kontinuitas maupun kuantitas
tidak dapat dijamin dan sangat tergantung dari keberhasilan usaha penangkapan
di alam.
Dengan mempelajari tingkah laku
ikan-ikan ini kita mampu menggarap hasil yang memuaskan. Ikan sidat masih dapat
ditangkap dengan alat tangkap tradisional yang minimalis.
B. Tujuan
Makalah ini
bersifat terbuka akan masukan yang konstruktif, diharapkan dengan adanya
laporan ini setiap mahasiswa dapat:
1.
Mengetahui
tingkah laku ikan sekligus sebarannya pada musim-musim tertentu
2.
Mampu
mengaplikasikan penangkapan ikan dengan efektif dan efisien
3.
Mampu
mengembangkan teknik dan cara penangkapan ikan ditinjau dari segi tingkah laku
ikan
4.
Menjaga
kelestarian populasi ikan dengan mengetahui fase reproduksi ikan tersebut.
5.
Mengetahui mekanisme pertahanan diri terhadap
perubahan suatu lingkungan

II. PEMBAHASAN
A. Kegiatan Ruaya Ikan
Ruaya merupakan satu mata rantai daur
hidup bagi ikan untuk menentukan habitat dengan kondisi yang sesuai bagi
keberlangsungan suatu tahapan kehidupan ikan. Studi mengenai ruaya ikan menurut
Cushing(1968) merupakan hal yang fundamental untuk dunia perikanan karena
dengan mengetahui lingkaran ruaya ikan akan diketahui daerah dimana stok atau
sub populasi itu hidup. Ruaya ini mempunyai arti penyesuaian, peyakinan
terhadap kondisi yang menguntungkan untuk eksistensi dan untuk reproduksi
spesies.
Menurut Chimit (1960) dalam Effendie
(1997) tidak semua ikan melakukan ruaya. Ada ikan bukan peruaya yaitu ikan yang
tidak pernah meninggalkan habitatnya. Ikan peruaya pada waktu tertentu
meninggalkan habitatnya untuk melakukan aktivitas tertentu, sehingga ada
beberapa spesies ikan mempunyai daerah ruaya yang berbeda baik secara musiman maupun
pada tahapan perkembangan hidup.
Beberapa istilah yang berkaitan
dengan ruaya ikan yaitu :
- Amfibiotik : ikan yang beruaya dari air laut ke air tawar atau sebaliknya.
- Holobiotik : ikan yang tidak melakukan ruaya selama hidupnya tinggal di air tawar atau di air laut saja. Namun ada beberapa menjadi peruaya.
- Diadrom : ikan melakukan ruaya untuk berpijah
- Amfidrom : ikan beruaya untuk mencari makanan
- Potamodrom : ikan yang hidup dan beruaya di perairan tawar saja termasuk sungai dan danau
- Oseanodrom : ikan yang hidup di laut dan beruaya di laut.
- Batidrom : ikan yang beruaya di perairan dalam
- Brakheadrom : ikan yang beruaya di perairan dangkal
- Katadrom : ikan yang beruaya dari air tawar ke laut hanya untuk berpijah
- Anadrom : ikan yang beruaya dari laut ke air tawar untuk berpijah
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
ruaya ikan adalh sebagai berikut :
·
Faktor
Eksternal
A.
Bimbingan Ikan
Yang Lebih Dewasa
Ikan mampu melakukan migrasi untuk
kembali ke daerah asal karena adanya bimbingan dari ikan yang lebih tua. Contoh:
migrasi ikan herring Norwegia atau ikan Cod laut Barents, ikan lebih tua
cenderung tiba di tujuan lebih dulu dari pada ikan muda
B.
Bau Perairan
Ikan
anadromous mampu bermigrasi ke daerah asal dengan melalui beberapa cabang
sungai, kemampuan memilih cabang sungai yang benar diduga dilakukan dengan
mengenali bau-bauan bahan organik yang terdapat dalam sungai. Contoh: Ikan
salmon mampu mengenali bau morpholine dengan konsentrasi 1 x 10-6ppm, jika
suatu cabang sungai diberi larutan morpholine, maka ikan salmon akan masuk ke
cabang sungai tadi. Hal ini menunjukkan bahwa ikan menggunakan indera pencium
untuk bermigrasi ke daerah asalnya.
C.
Suhu
Fluktuasi suhu dan perubahan geografis
merupakan faktor penting yang merangsang dan menentukan pengkonsentrasian serta
pengelompokkan ikan. Suhu akan mempengaruhi proses metabolisme, aktifitas
erakan tubuh dan berfungsi sebagai stimulus saraf. Contoh: suhu permukaan
yang disukai ikan cakalang berkisar 160-260C, sedangkan suhu tinggi merupakan
faktor penghambat bagi ikan salmon untuk bermigrasi (pada suhu 240C tidak ada
ikan salmon yang bermigrasi).
D.
Salinitas
Ikan cenderung memilih medium dengan
salinitas yang lebih sesuai dengan tekanan osmotik tubuh mereka masing-masing.
Perubahan salinitas akan merangsang ikan untuk melakukan migrasi ke tempat yang
memiliki salinitas yang sesuai dengan tekanan osmotik tubuhnya. Contoh: Seriola
qiuqueradiata menyukai medium dengan salinitas 19 ppt, sedangkan ikan cakalang
menyukai perairan dengan kadar salinitas 33-35 ppt.
E.
Arus Pasang
Surut
Arus akan mempengaruhi migrasi ikan
melalui transport pasif telur ikan dan juvenil dari daerah pemijahan menuju
daerah asuhan dan mungkin berorientasi sebagai arus yang berlawanan pada saat
spesies dewasa bermigrasi dari daerah makanan menuju ke daerah pemijahan. Ikan
dewasa yang baru selesai memijah juga memanfaatkan arus untuk kembali ke daerah
makanan. Pasang surut di perairan menyebabkan terjadinya arus di perairan yang
disebut arus pasang dan arus surut.
F.
Intensitas
Cahaya
Perubahan intensitas cahaya sangat mempengaruhi
pola penyebaran ikan, tetapi respon ikan terhadap perubahan intensitas cahaya
dipengaruhi oleh jenis ikan, suhu dan tingkat kekeruhan perairan. Ikan
mempunyai kecenderungan membentuk kelompok kecil pada siang hari dan menyebar
pada malam hari.
G.
Musim
Musim
akan mempengaruhi migrasi vertikal dan horisontal ikan, migrasi ini kemungkinan
dikontrol oleh suhu dan intensitas cahaya. Ikan pelagis dan ikan demersal
mengalami migrasi musiman horisontal, mereka biasanya menuju ke perairan lebih
dangkal atau dekat permukaan selama musim panas dan menuju perairan lebih dalam
pada musim dingin.
H.
Matahari
Ikan-ikan
pelagis yang bergerak pada lapisan permukaan yang jernih kemungkinan besar
menggunakan matahari sebagai kompas mereka, tetapi hal ini mungkin tidak berlaku
bagi ikan-ikan laut dalam yang melakukan migrasi akibat pengaruh musim.
I. Pencemaran Air Limbah
Pencemaran
air limbah akan mempengaruhi migrasi ikan, penambahan kualitas air limbah dapat
menyebabkan perubahan pola migrasi ikan ke bagian hulu sungai. Contoh: ikan
white catfish pada musim pemijahan banyak terdapat didaerah muara, padahal
biasanya ikan ini memijah di hulu sungai. Tetapi migrasi mereka terhalang oleh
air limbah di hulu sungai.
·
Faktor
Internal
A.
Kematangan
Gonad
Kematangan gonad diduga merupakan
salah satu pendorong bagi ikan untuk melakukan migrasi, meskipun bisa terjadi
ikan-ikan tersebut melakukan migrasi sebagai proses untuk melakukan pematangan
gonad.
B.
Kelenjar-Kelenjar
Internal
Migrasi ikan Cod di laut Barent
dikontrol oleh kelenjar tiroid yang berada di kerongkongan, kelenjar tersebut
aktif pada bulan September yang merupakan waktu pemijahan ikan Cod.
C.
Insting
Ikan mampu menemukan kembali daerah
asal mereka meskipun sebelumnya ikan tersebut menetas dan tumbuh di daerah yang
sangat jauh dari tempat asalnya dan belum pernah melewati daerah tersebut,
kemampuan ini diduga berasal dari faktor insting.
D.
Aktifitas
Renang
Aktifitas renang ikan meningkat pada
malam hari, kebanyakan ikan bertulang rawan (elasmobranch) dan ikan bertulang
keras (teleost) lebih aktif berenang pada malam hari daripada di siang hari. Pola
distribusi, migrasi, daya pulih dan daya adaptasi ikan terhadap perubahan
lingkungan merupakan landasan bagi upaya pelestarian sumberdaya ikan. Informasi
tersebut dapat digunakan untuk menentukan jumlah beban masukan bahan organik
maupun inorganik ke suatu perairan agar tidak melebihi daya adaptasi dan
mengganggu siklus hidup suatu jenis ikan.
B.
Makanisme
Pertahanan Diri Terhadap Perubahan Lingkungan
Mekanisme pertahanan diri terhadap
perubahan lingkungan adalh dengan beradaptasi adapun penertian dari adaptasi
itu sendiri adalah proses dimana dimensi fisiologis dan psikososial berubah
dalam berespon terhadap stress. Stress terjadi jika orang dihadapkan dengan
peristiwa yang dirasakan mengancam fisik atau psikologisnya. Peristiwa stress
di sebut stressor.
Stresor yang menstimulasi adaptasi
mungkin berjangka pendek, seperti demam atau berjangka panjang seperti
paralysis dari anggota gerak tubuh. Agar dapat berfungsi optimal, seseorang
harus mampu berespons terhadap stressor dan beradaptasi terhadap tuntutan atau
perubahan yang dibutuhkan. Adaptasi membutuhkan respons aktif dari seluruh
individu.
Suatu proses adaptif terjadi ketika
stimulus dari lingkungan internal dan eksternal menyebabkan penyimpangan
keseimbangan organisme. Dengan demikian adaptasi adalah suatu upaya untuk
mempertahankan fungsi yang optimal. Adaptasi melibatkan refleks, mekanisme
otomatis untuk perlindungan, mekanisme koping dan idealnya dapat mengarah pada penyesuaian
atau penguasaan situasi. Adaptasi pada ikan ada 3 jenis yaitu sebagai berikut :
1.
Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan proses
penyesuaian diri makhluk hidup yang memperlihatkan perubahan bentuk dan
struktur tubuh.
Ciri
adaptasi hewan air :
Ø Tubuhnya
berbentuk torpedo (stream line).
Contohnya :
![]() |
Add caption |
Gambar 1. Tuna – Very Streamline

Gambar 2. Bentuk Tubuh Streamline Pada Ikan Hiu
Ø Permukaan
tubuh licin karena berlendir.
Ø Anggota
gerak tubuh berupa sirip.
2.
Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan proses penyesuaian diri
makhluk hidup terhadap lingkungan sekitarnya yang memperlihatkan perubahan
sistem metabolisme dalam tubuhnya.
Ciri adaptasi hewan air :
Tabel 1. Perbedaan Ikan Air Laut dan Ikan Air Tawar
Ikan air laut
|
Ciri adaptasi
|
Ikan air tawar
|
Sedikit
|
Pengeluaran urine
|
Banyak
|
Pekat
|
Urine yang diekskresikan
|
Encer
|
Banyak
|
Minum air
|
Sedikit
|
Lebih rendah dari pada air laut
|
Tekanan osmosis sel tubuh ikan
|
Lebih tinggi dari pada air tawar
|
Lebih tebal
|
Dinding sel tubuh
|
Laebih tipis
|
3. Adaptasi Tingkah Laku
Adasptasi tingkah laku merupakan proses penyesuaian diri
makhluk hidup terhadap lingkungannya dengan cara memperlihatkan tingkah laku.
Ciri adaptasi hewan air :
- Pengeluaran tinta pada Cumi-cumi untuk penyelamatan diri.
- Munculnya ikan Paus ke permukaan air untuk menghirup Oksigen setiap 30 menit sekali.

Gambar 3. Cumi – Cumi
Dapat Mengeluarkan Tinta Untuk Pertahanan Diri
- Migrasi pada ikan Salmon untuk melakukan reproduksi (bertelur) di daerah air tawar.
Gambar 4. Migrasi Ikan
Salmon Ke Sungai Untuk Bereproduksi
Berikut merupakan factor – factor yang menentukan
adaptasi hewan air :
1.
Salinitas/kadar garam perairan
Masing-masing perairan memiliki salinitas yang
berbeda,seperti di air tawar salinitasnya adalah 0,06% sedangkan air laut
salinitasnya 3,5 %. Salinitas akan mempengaruhi perbedaan tebal-tipisnya
lapisan kulit, tingkah laku, susunan atau fungsi organ tubuh organisme
perairan.
2.
Kedalaman air
Semakin dalam suatu perairan makasemakin besar/tinggi pula
tekanan yang terjadi. Mempengaruhi intensitas cahaya yang diperoleh
individu.Semakin dalam maka semakin sedikit cahaya yang diperoleh.
Contohnya :
Ø Ikan
Pari dengan tubuh pipih dan lebar.
Ø Ikan
Cucut dengan tubuh langsing.
Ø Gurat
sisi/linea lateralis pada tubu ikan.
Ø Gelembung
udara pada tubuh ikan untuk dapat turun dan naik pada perairan.
3.
Intensitas cahaya
Semakin keruh dan dalam suatu perairan maka intensitas
cahaya yang masuk semakin sedikit/rendah. Mempengaruhi suhu air dan aderajat
fotosintesis. Dibagi menjadi 3 daerah yaitu daerah fotik, daerah perbatasan
(remang-remang), daerah afotik. Semakin kearah daerah afotik makam intensitas
cahaya yang masuk perairan akan semakin berkurang. Hal ini akan
mempengaruhi organisme yang hidup di dalamnya.
4.
Kadar Oksigen
Daerah permukaan kadar oksigenlebih banyak dibandingkan
dengan daerah di bawahnya. Semakin keruh suatu perairan maka kadar oksigen
semakin berkurang/rendah.
Ciri adaptasinya adalah :
Ø
Perluasan labirin.
Ø
Munculnya ikan ke permukaan
Ø
Tubuh ikan ramping dan berlendir.
Ø
Tumbuhan Algae banyak memiliki kantung/gelembung
udara untuk mengapung.
Ada beberapa adaptasi nekton dalam
ekosistem di laut diantaranya yaitu, daya apung organisme nekton, daya
penggerak, hambatan permukaan serta bentuk tubuh, system pertahanan diri yang
dimiliki oleh masing – masing organisme nekton, reproduksi, dan juga migrasi
nekton tersebut.

Dari pembahasan di atas dapat
disimpulkan bahwa ikan melakukan ruaya karena dipengaruhi oleh faktor-faktor
tertentu begitu pula dengan pertahanan dirinya.

Adrim, M., I. Chen, Z. Chen,
K.K.I. Lim, H.H. Tan, Y. Yusof and Z. Jafaar, 2004. Marine Fishes Recorded from
the Anambas and Natuna Islands, Sout China Sea. The Raffles Bulletin of Zoology
(11) : 117-130.
Effendie, M.I. 2002. Biologi
Perikanan. Yayasan Pustaka
Nusatama. Yogyakarta.
Gunarso,
W. 1985. Tingkah Laku Ikan
Hubungannya dengan Metode dan Teknik Penangkapan. Jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hutabarat,
S dan M. Evans. 1986. Pengantar Oseanografi. UI Press. Jakarta
Laevastu, F dan Hayes.1981. Fisheries
Oceanography. Fishing News (books)
1 komentar:
Mohon ijin admin , numpang iklan promosi yaa...
Kami menjual aneka Kapur :
- Kapur Aktif / Cao / Kalsium Oksida.
- Kapur Padam / CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
- Kapur Tepung / CaCo3 /Kalsium Karbonat / Kapur pertanian /Kaptan .
- Zeolite .
- Bentonite .
- Dolomite dll.
Untuk informasi lebih lanjut Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan simpan nomor dan hubungi jika sewaktu waktu membutuhkan.
Posting Komentar